Beranda | Artikel
Celaan terhadap Ahli Kitab – Tafsir Surah Ali Imran 70
Kamis, 28 November 2024

Celaan terhadap Ahli Kitab – Tafsir Surah Ali Imran 70 adalah kajian tafsir Al-Quran yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Kajian ini beliau sampaikan di Masjid Al-Barkah, komplek studio Radio Rodja dan Rodja TV pada Selasa, 24 Jumadil Awal 1446 H / 26 November 2024 M.

Celaan terhadap Ahli Kitab – Tafsir Surah Ali Imran 70

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

 يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَأَنتُمْ تَشْهَدُونَ ‎﴿٧٠﴾‏يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَلْبِسُونَ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ ‎﴿٧١﴾

“Wahai Ahli Kitab, mengapa kalian kafir kepada ayat-ayat Allah, padahal kamu menyaksikan kebenarannya? Wahai Ahli Kitab, mengapa kalian mencampuradukkan yang benar dengan yang salah, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahuinya?” (QS. Ali ‘Imran [3]: 70-71)

Dari ayat ini, terdapat beberapa faedah yang dijelaskan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullah:

1. Celaan terhadap Ahli Kitab

Ahli Kitab dicela karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah.

2. Kekufuran karena Hawa Nafsu

Celaan kepada Ahli Kitab ini jatuh pada tempatnya. Yaitu mereka kafir kepada ayat-ayat Allah, sedangkan mereka menyaksikan bahwa ayat Allah itu benar. Sifat ahli kitab adalah mengetahui kebenaran, tetapi tidak mengikutinya. Mereka lebih memilih mengikuti hawa nafsu daripada mengikuti kebenaran. Oleh sebab itu, meskipun seseorang berilmu, kalau mengikuti hawa nafsu tetap saja akan tersesat. Maka penting bagi kita untuk membersihkan hati dari penyakit syahwat dan hawa nafsu agar ilmu yang dipelajari bermanfaat.

Para ulama sering menekankan bahwa mempelajari adab lebih diutamakan sebelum mempelajari ilmu. Adab mencakup tazkiyatun nafs (pensucian jiwa), yang sangat penting untuk mendukung keberkahan ilmu.

3. Vonis yang Tegas

Ayat ini menunjukkan vonis yang tegas (tidak menerima penafsiran) bahwa Ahli Kitab yang tidak beriman kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah kafir. Hal ini juga merupakan bantahan terhadap pandangan liberal yang menganggap semua agama benar dan tidak mengkafirkan Yahudi maupun Nasrani. Mereka beranggapan bahwa semua masuk surga, hanya saja caranya berbeda-beda.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ

“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seorang pun dari umat ini, baik Yahudi maupun Nasrani, mendengar tentang aku, kemudian ia meninggal dunia dalam keadaan tidak beriman kepada ajaranku, kecuali ia akan masuk neraka.” (HR. Muslim)

4. Kekufuran yang Berlandaskan Ilmu

Ahli kitab tahu bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah nabi terakhir. Mereka membaca kabar kedatangan beliau dalam Taurat dan Injil, lengkap dengan sifat-sifat Nabi, para sahabatnya, serta tempat hijrah beliau. Namun, ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diutus, mereka justru memilih kafir meskipun yakin bahwa beliau adalah Nabi yang dijanjikan.

5. Ahli Kitab Mencampuradukkan Kebenaran dan Kebatilan

Orang-orang kafir dari kalangan Ahli Kitab menipu dengan mencampuradukkan antara kebenaran dan kebatilan. Ibn Taimiyah menjelaskan bahwa kebatilan murni tidak akan diterima oleh manusia. Oleh sebab itu, kebatilan dicampur dengan sedikit kebenaran agar tampak seperti kebenaran.

Campuran ini menipu banyak orang karena ada unsur kebenaran yang melekat pada kebatilan tersebut. Maka, penting bagi kita untuk berhati-hati terhadap mereka yang mencampuradukkan antara yang haq dan yang batil demi melariskan kesesatan mereka. Na’udzubillah.

Hanya orang-orang yang berilmu yang mampu memahami bahwa meskipun tampak ada kebenaran, campuran tersebut tetaplah kebatilan.

6. Waspada Terhadap Ahli Kebatilan

Wajib bagi kita untuk waspada terhadap ahli kebatilan yang mencampuradukkan antara yang hak dan yang batil. Mereka sering menghiasi ucapan mereka dengan kata-kata yang menarik agar diterima oleh masyarakat.

Semua ahli bid’ah selalu mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan untuk membela kesesatan mereka. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami dan membedakan syubhat (kerancuan) yang mereka lontarkan.

Para ulama menegaskan bahwa membantah syubhat adalah bagian dari jihad di jalan Allah. Hanya para ulama yang mampu melakukannya dengan baik, sehingga kebenaran dapat dibedakan dengan jelas dari kebatilan.

7. Celaan atas Kebiasaan Menyerupai Ahli Kitab

Celaan dalam ayat ini tidak terbatas pada Ahli Kitab. Dalam kaidah tafsir disebutkan bahwa yang menjadi acuan adalah keumuman lafadz, bukan kekhususan sebab. Meskipun ayat ini berbicara tentang Ahli Kitab, hukumnya juga berlaku bagi kaum muslimin. Seorang muslim tidak diperbolehkan mencampuradukkan antara yang hak dengan yang batil.

8. Wajibnya Menjelaskan Kebenaran

Menjelaskan kebenaran adalah kewajiban bagi orang yang mengetahui kebenaran. Tidak diperbolehkan menyembunyikannya, sebagaimana firman Allah: “Dan kalian menyembunyikan kebenaran, sementara kalian mengetahui itu benar.”

Syekh menjelaskan, menyampaikan kebenaran adalah wajib, ketika ditanya, baik melalui perbuatan maupun ucapan.

Menjelaskan dengan ucapan
Contohnya, jika seseorang bertanya, “Apa hukum ini? Apa hukum itu?” Maka kewajiban bagi orang yang tahu adalah menjawab dengan dalil yang jelas, bukan dengan jawaban yang samar.

Menjelaskan dengan perbuatan
Contohnya, jika seseorang melakukan maksiat dan ia tidak mengetahui bahwa perbuatannya salah, maka kewajiban bagi yang tahu adalah menjelaskan kepadanya bahwa perbuatan itu adalah maksiat.

Misalnya, jika ada orang di dekat Anda yang shalat dengan cara yang salah, hal itu secara tidak langsung seperti pertanyaan melalui perbuatannya. Maka, wajib bagi yang mengetahui kesalahan itu untuk menjelaskan dengan cara yang baik: “Maaf, akhi. Perbuatan tadi salah. Yang benar adalah seperti ini, seperti itu.”

Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian Tentang Celaan terhadap Ahli Kitab – Tafsir Surah Ali Imran 70


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54748-celaan-terhadap-ahli-kitab-tafsir-surah-ali-imran-70/